Kisah Fadilah Membaca Kalimat Tahlil
Syekh Abu Zaid Al Quthubi pernah bercerita bahwa dia pernah mendengar dari orang-orang tua dahulu yaitu ada atsar yang mengatakan: Barangsiapa yang membaca Laa Ilaha Illallah tujuh puluh ribu kali maka bisa digunakan tebusan dari api neraka.
Dengan demikian seorang yang membacanya akan masuk surga, akupun tidak segan-segan melakukannya, lantaran menginginkan mendapatkan janji yang menyenangkan itu. Aku membaca Laa Ilaha Illallah sebanyak tujuh puluh ribu kali dengan niat untuk keluargaku agar diselamatkan dari api neraka dan yang lain aku simpan untuk diriku sendiri.
Ada seorang pemuda yang ketepatan menginap di rumahku. Ada orang bilang pemuda itu bisa melihat surga dan neraka dengan kasyaf. Tapi tidak seterusnya, namun pada suatu saat belaka. Orang-orang juga mengakui atas kelebihan pemuda itu sekalipun usianya masih pendek. Ada sesuatu yang perlu kubuktikan kepada pemuda itu.
Pada suatu hari ada sebagian teman mengundang kami agar pergi ke rumahnya, kitapun bertemu dengan pemuda itu lagi. Lalu kita sama-sama memakan hidangan, dan meminumnya. Tiba-tiba pemuda itu menjerit dengan suara yang keras. Dia berkata: Wahai pamanku ini ibuku sedang berada di neraka.
Lalu pemuda itu menjerit dengan suara yang keras lagi, orang-orang yang mendengarkan bahwa di balik jeritannya itu ada sesuatu yang mengejutkan. Aku berkata: Pada hari aku ingin mencoba atas kebenaran anggapan pemuda itu.
Lalu Allah menurunkan ilham padaku agar aku membaca Laa Ilaha Illallah tujuh puluh ribu kali sebagai tebusan untuk ibunya pemuda ini, tidak ada seorangpun yang mengetahui bahwa aku diberi ilham seperti itu.
Aku berkata: Atsar atau hadis tersebut jelas benar, perawi-perawinya juga orang-orang yang bersungguh-sungguh, tidak bohong. Aku berkata: ‘Ya Allah sesungguhnya bacaan Laa Ilaha Illallah sebanyak tujuh puluh ribu itu sebagai tebusan ibu pemuda ini.’ Kata hati itu masih belum berhenti, pemuda itu berkata: ‘Wahai pamanku ini ibuku dikeluarkan dari api neraka dan alhamdulillah.’