Fadhilah Shalat Wajib
RadioQu Kuningan – Allah swt berfirman:
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمِؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَوْقُوْتًا
Artinya: “Sesungguhnya shalat atas orang-orang mukmin merupakan kewajiban yang berwaktu (ditentukan waktunya, oleh karena itu jangan sampai ketinggalan).
Dalam ayat-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman janganlah hartamu, anak-anakmu melalaikanmu dari ingat pada Allah swt. Barangsiapa yang berbuat sedemikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Qs. Al-Munafiqun: 9).
Maksud mengingat pada Allah swt dalam ayat tersebut adalah menjalankan shalat lima waktu. Dalam sebuah riwayat hadis disebutkan:
Artinya: “Dari Ibnu Umar ra berkata: Rasulullah saw bersabda: “Permulaan perkara yang diwajibkan oleh Allah swt kepada umatku adalah salat lima waktu. Permulaan pahala amal perbuatan mereka yang diangkat ke langit adalah pahala salat lima waktu. Permulaan amal perbuatan yang mereka ditanyai pertanggungan jawabnya adalah shalat lima waktu.
Oleh karena itu, barangsiapa yang mengabaikan sesuatu daripada lima salat itu, maka Allah swt berfirman kepada malaikat: “Lihatlah apakah kamu menjumpai pada hambaku shalat sunah yang digunakan untuk menyempurnakan shalat wajib yang kekurangan ditinggalkan. Dan lihatlah puasanya hambaku pada bulan Ramadan apabila ternyata mengabaikan sesuatu daripadanya.
Maka lihatlah, apakah menjumpai puasa sunah yang pernah dilakukannya, sehingga kamu bisa melengkapi puasa yang diabaikan dengan puasa sunah tersebut. Dan lihatlah zakatnya hambaku. Apabila mengabaikan sesuatu daripadanya. Maka lihatlah apakah kamu menemukan sedekah sunah yang dilakukan oleh hamba-Ku sehingga kamu bisa mengisi apa yang kekurangan dari zakat wajib itu.
Seluruh kesunahan itu diambil untuk kewajiban-kewajiban Allah swt. Sedemikian itu dilakukan lantaran belas kasih Allah swt dan keadilan-Nya. Apabila memang terdapat kelebihan maka diletakkan pada timbangannya, dan dikatakan kepadanya: masuklah ke surga dengan gembira.
Apabila kelebihan itu tidak ada pada amal perbuatannya maka malaikat zabaniyah diperintahkan untuk menghukumnya, lain kaki dan tangannya diringkus untuk dilemparkan ke neraka.” (HR. Al-Hakim).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ جَابِرٍ رَضِیَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهْرٍ جَارٍ عَذْبٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيْهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ فَمَا يَبْقَى ذَلِكَ مِنَ الدَّنَسِ. رواه مسلم
Artinya: “Dari Jabir ra berkata, Nabi saw bersabda: “Perumpamaan shalat lima kali seperti sungai yang mengalir, airnya tawar di muka pintu rumah salah seorang diantara kamu. Dia mandi di dalamnya lima kali dalam sehari, apakah yang demikian itu masih ada kotoran yang melekat pada tubuhnya.”(HR. Muslim).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ اَبِی ذَرٍّ رَضِیَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ مِنَ الشِّتَاءِ وَالْوَرَقُ يَتَهَافَتْ فَأَخَذَ بُغُصْنَيْنِ مِنْ شَجَرَةٍ. قَالَ: فَجَعَلَ ذَلِكَ يَتَهَافَتُ فَقَالَ يَا أَبَاذَرٍّ قُلْتُ لَبَّيْكَ ياَ رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ الْمُسْلِمَ لَيُصَلِّي الصَّلاَةَ يُرِيْدُ بِهَا وَجْهُ اللهِ فَتَهَافَتَ عَنْهُ ذُنُوْبُهُ كَمَا تَهَافَتَ هَذَا الْوَرَقُ عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ. رواه احمد
Artinya: “Dari Abu Dzar ra sesungguhnya Nabi sw keluar pada musim dingin, dimana daun pohon banyak yang rontok. Lalu beliau mengambil dua dahan dari salah satu pohon. Perawi berkata: Dahan yang diambil oleh Nabi itu pun rontok daunnya. Lalu Nabi Muhammad saw bersabda: ‘Wahai Abu Dzar.’
Aku berkata: ‘Labbaika ya Rasulullah.’ Lalu Nabi saw bersabda: ‘Sesungguhnya seorang hamba muslim menjalankan shalat dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah swt, lalu dosa-dosanya rontok sebagaimana daun ini terlepas dari pohon ini.” (HR. Ahmad).
Rasulullah saw bersabda:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِیَ اللهُ عَنْهُمَا. إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّی آتَی بِذُنُوْبِهِ كُلِّهَا فَوَضَعَتْ عَلَى رَأْسِهِ وَعَاتِقَيْهِ فَكُلَّمَا رَكَعَ اَوْ سَجَدَ تَسَاقَطَتْ عَنْهُ ذُنُوْبُهُ. رواه الطبراني والبيهقي
Artinya: “Dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya hamba apabila berdiri menjalankan shalat, maka dosa-dosanya didatangkan dan di letakkan di atas kepalanya dan dua pundaknya. Setiap rukuk atau sujud, dosa-dosanya rontok daripadanya.” (HR. Thabrani dan Al-Baihaqi).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَحْضُرُ صَلَاةً مَكْتُوْبَةً فَيُحْسِنُ وُضُوْئَهَا وَخُشُوْعَهَا وَ رُكُوْعَهَا اِلَّا كَانَتْ لَهُ کَفَّارَةٌ لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُنُوْبِ مَالَمْ تَأْتِ كَبِيْرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرُ كُلُّهُ. رواه مسلم
Artinya: “Dari Sayyidina Usman ra, dari Nabi saw bersabda: ‘Tiadalah seorang muslim yang kedatangan waktu shalat wajib, lalu berwudhu’ dengan baik, menjalankan shalat dengan khusyuk, begitu juga rukuk dengan baik kecuali shalat itu akan menjadi penghapus dosa-dosa yang dijalankan sebelumnya, selama tidak menjalankan dosa besar. Sedemikian itu untuk seluruh masa.” (HR. Muslim).
Rasulullah saw bersabda:
عَنْ اَنَسٍ رَضِیَ اللهُ عَنْهُ قَالَ مَامِنْ حَافِظِيْنَ يَرْفَعَانِ إِلَى اللهِ تَعَالَی بِصَلَاةِ رَجُلٍ مَعَ صَلَاةِ اِلَّا قَالَ اللهُ تَعَالَی اُشْهِدُ كَمَا اَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِيْ مَا بَيْنَهُمَا. رواه البيهقی
Artinya: “Dari Anas ra berkata: ‘Dua malaikat yang mencatat amal perbuatan seseorang menghadap pada Allah swt dengan membawa salat seorang lelaki bersama shalat berikutnya kepada Allah swt, lalu Allah swt berfirman: ‘Aku telah menyaksikanmu sesungguhnya Aku telah mengampuni dosa-dosa hambaku yang dilakukan antara dua waktu shalat itu.’
Rasulullah saw bersabda:
عَنِ النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلَوَاتِ كَانَتْ لَهُ نُوْرًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُوْرًا وَلَا بُرْهَانًا وَلَا نَجَاةً وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُوْنَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَ اُبَیِّ بْنِ خَلَفٍ. رواه احمد و ابن حبان
Artinya: “Dari Nabi saw bersabda: ‘Barangsiapa yang memelihara salat (lima waktu) maka salat tersebut akan menjadi cahaya, bukti dan penyelamat baginya pada hari kiamat. Barangsiapa yang tidak memeliharanya maka dia tidak mempunyai cahaya, bukti dan penyelamat. Dan pada hari kiamat dia dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
keterangan diambil dari kitab Irsyadul Ibad Bab Fadhilah Shalat Wajib