IBADURRAHMAN ( HAMBA-HAMBA TERKASIH )

RENDAH HATI DALAM SEGALA HAL

وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلْجَٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَٰمًا

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” ( Q.S : Al Furqan : 63 )

Ketauhilah bahwa kesombongan yang kita tampakkan di muka bumi ini menjadikan Allah murka.

Hal-hal yang menjadikan sebab sombong sangat banyak & berada di sekitar kita, seperti :

  1. Kekayaan
  2. Harta
  3. Pangkat
  4. Jabatan
  5. Keturunan
  6. Ataupun segala kelebihan yang diberikan oleh Allah Swt.

Seseorang yang hatinya tidak tertata akan menjadi sombong, Ingat orang yang sombong tidak akan dipilih oleh Allah menjadi kekasihnya, tetapi orang yang tawadhu’ (rendah hati) maka akan dicintai, disayangi & dimuliakan oleh Allah Swt.

Maka ayo kita merenung segala sesuatu yang Allah anugerahkan kepada kita seperti kekayaan, harta, pangkat, jabatan, keturunan ataupun kelebihan yang diberikan oleh Allah kepada kita itu semua adalah titipan dari Allah.

Lalu apa manfaatnya jika semua itu menjadikan kita sombong ?

Tentu, tidak ada manfaatnya, justru menjadikan sebab masuk neraka Allah Swt.

Bukankah kita telah mengetahui kisah-kisah orang-orang terdahulu yang hancur dibinasakan oleh Allah Swt karena sebab ia sombong seperti Firaun yang sombong karena ia tidak pernah sakit, Namrud yang sombong karena mempunyai pasukan yang sangat hebat, Qorun yang sombong karena mempunyai harta melimpah ?

Maka ayo kita jadikan diri kita pribadi yang tidak sombong yaitu dengan bersifat tawadhu’ & bersikap lemah lembut, memang ini sangat berat akan tetapi perlu kita lakukan.

Karena kehidupan kita setiap hari berkumpul dengan manusia, Maka tanamkan kepada dirimu bahwa “tidak ada perkumpulan dengan manusia kecuali bersikap lemah lembut & tawadhu’ didalamnya”

Kesombongan tidak hanya diukur melalui cara berjalannya saja, sebab mungkin saja orang yang berjalan dengan tegap akan tetapi bukan karena ia sombong akan tetapi memang cara berjalannya seperti itu.

Tapi ketauhilah termasuk kesombongan juga ada orang yang berjalannya menunduk, memejamkan matanya karena ingin dianggap tawadhu, maka hal ini juga termasuk kesombongan.

Maka perlu dipahami bahwa kesombongan & ketawadhu’an (rendah hati) itu letaknya di dalam hati.

Dan ingat sombong menjadikan hancur & tawadhu’ menjadikan mulia, maka ayo kita jadikan diri kita hamba-hamba terkasih Allah dengan sikap kita yang tawadhu’.

Ketauhilah bahwa orang yang paling hebat, paling mulia di dunia & akhirat tidak pernah menampakkan kesombongan dalam dirinya, siapakah dia ?

Yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW, bahkan cara makan beliau dengan cara makan seorang hamba, beliau sering makan di bawah, padahal beliau orang yang paling tinggi pangkatnya.

Siapakah yang lebih tinggi pangkatnya daripada orang yang pernah bertemu dengan Allah & mendengar firman-Nya ?

Bahkan bukan itu saja, tatkala Fathu Mekkah ( Penaklukan Mekah ) Nabi Muhammad masuk kedalam kota mekkah dengan merundukkan kepalanya hingga sejajar dengan pundak kendaraan (unta) ini adalah ketawadhu’an beliau, beliau sadar ini adalah pemberian dari Allah, kemenangan dari Allah, bukan karena diri beliau.

Berbeda dengan kita yang hidup di akhir zaman ini, kita mengaku umat Nabi Muhammad akan tetapi disaat kita naik pangkat timbulah kesombongan dalam diri kita.

Siapa sebenarnya yang kita ikuti ?

Mungkin saat ini diri pembaca adalah orang yang diberi kelebihan harta oleh Allah, ataupun kelebihan lainnya. Maka jadikan itu semua untuk menuju kepada Allah Swt, yaitu dengan membantu orang lain & mempermudah urusan orang lain, ini juga termasuk ketawadhu’an.

Atau mungkin engkau yang Ahli Ibadah maka rendah hatilah dengan ibadahmu itu, sebagaimana Nabi Muhammad pernah mencontohkan ketika beliau sholat hingga kakinya bengkak, ini adalah pertanda banyaknya sholat beliau, tetapi beliau tetap tawadhu’

Maka ciri hamba-hamba terkasih adalah :

  1. Jika berjalan dimuka bumi ini adalah rendah hati
  2. Lemah lembut dalam berucap
  3. Tidak suka pamer menunjukkan jati dirinya, bahkan ia menyembunyikan jati dirinya.

Maka ayo kita menjadi hamba-hamba terkasih Allah dengan menampakkan sifat ketawadhu’an

Wallahu a’lam bisshawab

Oleh :
Abah Sayf Abu Hanifah
Ketua Umum Yayasan Al Bahjah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Klik

× Ada yang dapat kami bantu?