MENGENAL LEBIH DEKAT
Al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad adalah seorang tokoh agama, tokoh da’i yang mengajak orang lain ke jalan Allah swt dengan merealisasikan dengan tutur kata dan perilakunya yang mulia dan menimbulkan simpatik di hati orang-orang yang hidup di masanya, maupun yang mendengar tutur katanya dan mengetahui perilakunya.
Al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad dilahirkan di Desa Sabir salah satu pelosok Kota Tarim, Hadramaut pada malam kamis 05 Safar tahun 1044 H. Ia dibesarkan dan di didik di Kota Tarim, sehingga menjadi salah satu tokoh ulama di masanya. Meskipun beliau dilahirkan dalam keadaan buta kedua matanya, tetapi Allah saw menggatikan mata bathinnya, sehingga beliau dapat menuntut ilmu yang bermanfaat dengan sungguh-sungguh.
Beliau senantiasa bergaul baik dengan para wali di masanya, diantaranya adalah al-Habib Umar bin Abdurrahman Alatas, al-Habib Agil Ibnu Umar Abdurrahman Assegaf, Al-Habib Abdurrahman bin Syeikh Aidid, al-Habib Sahl Ibnu Ahmad Ba Hasan al Hudaili al-Ba’alawi. Beliau juga pernah berguru dari asy-Syeikh Muhammad bin Alwi Assegaf, seorang tokoh ulama di kota Makkah.
Setelah menyelesaikan masa belajarnya, maka beliau mengalihkan pandangannya ke bidang dakwah, mengajak orang lain ke jalan Allah swt dengan hikmah dan nasehat-nasehat yang baik. Maka dengan izin Allah swt dakwah beliau diikuti banyak orang dan nama beliau tersebar luas di berbagai pelosok Negeri Hadramaut, sehingga banyak yang berdatangan ke tempat beliau untuk menimba ilmu dari belai lewat nasehat nasehatnya yang bagus, karya-karya tulisannya dan tuntunan perilakunya.
Diantara murid murid beliau yang terkemuka adalah al-Habib Hasan bin Abdullah al-Haddad, putra beliau sendiri, al-Habib Ahmad bin Zain al-Habsy, al-Habib Abdurrahman bin Abdullah Bilfaqih, al-Habib Muhammad bin Zain bin Sumaith dan saudara kandungnya al-Habib Umar bin Zein bin Sumaith, al-Habib Umar Ibnu Abdurrahman al-Baar, al-Habib Ali bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf, al-Habib Muhammad bin Umar bin Toha ash-Shafi Assegaf, dan sejumlah ulama-ulama yang lain.
Selain itu, beliau juga menelorkan sejumlah karya tulis yang sangat berharga yang didalamnya beliau ungkapkan berbagai nasehat dengan hikmah. Semua karya tulis beliau tersebar luas dan disenangi oleh masyarakat Islam di berbagai tempat diantaranya ada yang telah di terjemahkan kedalam berbagai bahasa, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Prancis, Bahasa Indonesia dan lain sebagainya.
Semua karya tulis beliau dapat menarik simpatik para pembacanya dari semua kalangan, diantaranya kitab an-Nashahi ad-Diniyah, ad-Dakwah at-Tammah, Risalatul Muawanah, dan sejumlah kitab kitab yang lain yang mengandung berbagai wasiat dan surat menyurat rasulullah saw, termasuk juga kitab at-Tatsbiitul Fuad, Diwan ad-Durrul al-Mandzum, yang didalamnya mengumpulkan berbagi hikmah, pengetahuan, wasiat, surat menyurat. Pokoknya, sebagian karya besar beliau dicetak dan dibaca oleh banyak orang.
Mereka sangat kagum kepada isi yang terkumpul karya isi beliau sehingga para ulama, para arifin billah senantiasa membaca berulang-ulang kali semua karya tulis beliau. Bahkan ada yang berpendapat bahwa semua karya tulis beliau adalah intisari dari karangan al-Imam al-Ghazali. Beliau pernah melakukan ibadah Haji ke kota suci Makkah dan Madinah pada tahun 1079 H. Pada waktu itu beliau banyak berkenalan dengan tokoh ulama dari kota Makkah dan Madinah.
Para tokoh ulama yang ada pada masa itu, semuanya kagum kepada tutur kata dan perilaku beliau yang menarik hati. Hampir seluruh hidupnya beliau habiskan untuk berdakwah ke jalan Allah swt dengan perilaku dan tutur kata yang menarik. Beliau terus berdakwah hingga diakhir usianya.
Beliau wafat pada malam selasa 07 Dzulqadah 1132 H. Jasad beliau di makamkan di pemakaman Zambal Tarim Hadramaut, semoga Allah swt melimpahkan Rahmat dan Ridhonya yang sangat luas dan semoga jejak perilaku, tutur kata dan ilmu beliau bermanfaat bagi kita dan bagi umat Islam.