Tutut Waduk Darma: Berkah Kuliner Unik bagi Warga Kuningan
Tutut, sejenis keong sawah, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner masyarakat Kabupaten Kuningan. Fenomena ini terlihat jelas dari menjamurnya pedagang tutut, baik yang berkeliling maupun yang menetap di sekitar sumber-sumber tutut.
Waduk Darma, dengan sumber daya tututnya yang melimpah, menjadi berkah tersendiri bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner. Keunikan cara mengonsumsi tutut, yakni dengan disedot langsung dari cangkangnya, menjadikan hidangan ini digemari oleh berbagai kalangan, dari hulu hingga hilir.
Salah seorang pedagang tutut yang merasakan langsung berkahnya Waduk Darma adalah Jejen Jaelani, warga Lamepayung, Kuningan. Sudah 12 tahun lamanya ia bergelut dengan bisnis tutut ini. Dalam sehari, Jejen mampu menjual hingga 25 kilogram tutut.
Proses pengolahan tutut terbilang sederhana. Sebelum dimasak, tutut direndam terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada cangkangnya. Setelah itu, bagian ujung cangkang dipotong agar mudah disedot saat disantap. Barulah kemudian tutut dimasak dengan berbagai bumbu sesuai selera, hingga siap untuk dinikmati. Keberadaan tutut dari Waduk Darma ini tak hanya menjadi sumber penghasilan bagi para pedagang, tetapi juga melestarikan kekayaan kuliner tradisional Kabupaten Kuningan.