MENJAGA KEIMANAN & PERSIAPAN MENYAMBUT MALAM NISYFU SYA’BAN
MSR Bersama Ust. Ahmad Dimyati, Lc., MA | Madrasah Ummi Sukamukti Kuningan
Ringkasan Tausiyah :
Keimanan adalah suatu yang mahal yang dimiliki manusia, seandainya kita memiliki kekayaan sebanyak langit dan bumi tidak sebanding dengan keimanan, karena keimanan kunci keselamatan seorang manusia di dunia dan di akhirat. Tugas kita adalah mensyukuri keimanan tersebut dengan cara menjaga keimanan tersebut hingga akhir hayat.
Dalam keadaan sakaratul maut, iblis akan menggoda bagaimana iman itu tercabut, ia akan menyerupai orang dahulu yang telah wafat, bisa jadi itu menyerupai guru kita, orang tua kita dan lainnya untuk mengajak agar keluar dari iman.
Diakhir-akhir kehidupan/sakaratul maut itu kita harus persiapkan dari sekarang dengan memperkuat keimanan, seperti halnya pohon, kalau semakin kokoh akarnya maka akan kuat, kalau akarnya kerepos maka akan mudah tumbang, begitu juga keimanan.
Sirami keimanan dengan memperbanyak dzikir, hadir majelis dan amal ibadah lainnya. Kita juga hendaknya untuk menjaga keimanan dari benalunya yaitu penyakit-penyakit hati dan kemaksiatan.
Sebentar lagi kita akan memasuki malam nisyfu sya’ban, maka bersihkan segala hal yang membuat terhalang dari mendapatkan pengampunan Allah, bersihkan diri dari kesyirikan dan berbagai macam penyakit hati.
Persiapkan dari sekarang untuk menyambut malam nisyfu sya’ban dengan membersihkan hati untuk mendapatkan pengampunan dari Allah Swt. Malam nisyfu sya’ban sebagai laporan amal tahunan, jika kita ingin laporannya baik maka dengan cara menghapus dosa. Dosa kecil akan dihapuskan dengan kebaikan yang dilakukan, namun untuk menghapus dosa besar harus bertaubat secara khusus.
Diantara dosa adalah membangkang kepada orang tua dan guru ketika diperintahkan dalam kebaikan. Termasuk kisah iblis yang membangkang kepada Allah Swt, karena membangkang itu termasuk sifat sombong, saat kita melakukan kesalahan hadirkan “merasa bersalah” sehingga akan mendorong untuk bertaubat.
Jangan seperti iblis, jika bersalah malah mencari pembenar dari kesalahannya, jadilah seperti nabi adam yaitu ketika bersalah mengakui kesalahannya, semoga Allah memberikan pengampunan khususnya dimalam nisyfu sya’ban dan mengakat derajat kita, Aamiin





