Akhlak Pribadi Seorang Murid
Akhlak sangat penting untuk kehidupan setiap muslim, baik secara pribadi maupun masyarakat. Karena dengan akhlak seseorang dapat menyempurnakan kepribadiannya. Maka dari itu, setiap aspek ajaran islam berorientasi pada pembinaan dan pembentukan akhlak yang mulia (karimah).
Berikut ini ada beberapa akhlak yang harus dimiliki seorang penuntut ilmu
- Mensucikan hati
Seorang murid hendaklah menyucikan hatinya dari segala tipu daya, kotoran, dengki, iri, hasad, jelek akidah, jelek akhlak untuk memperoleh kebaikan, jika hatinya suci dari penyakit hati itu akan mudah menerima ilmu dan mudah menghafalnya dan dapat menelaah secara mendetail atas makna-makna yang mendalam dan sekaligus memahami aspek-aspek yang sulit. - Memperbaiki niat
Hendaklah murid memperbaiki niatnya saat menuntut ilmu dengan maksud meniatkan hanya karena Allah swt dan mengamalkannya karena Allah, niat menghidupkan syariah Allah, niat menyinari hatinya dengan cahaya ilmu, menghiasi bathinnya, dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Dan tak boleh bagi para santri berniat nuntut ilmu agar memperoleh harta duniawi, menuntut ilmu agar memperoleh jabatan, kedudukan, harta benda, juga untuk menyombongkan diri di hadapan teman, kerabat, kolega, juga untuk mendapatkan sanjungan dan penghormatan manusia dan sejenisnya. - Berusaha dengan serius
Hendaklah para murid bergegas, bersegera meraih ilmu saat masih muda dan setiap waktu dari umurnya. Jangan tertipu dengan terlena menunda-nunda kesempatan dan menghayal yang tak jelas. Sebab setiap waktu dari umur itu berlalu dengan tak ada gantinya dan tak bisa tergantikan. Dan penuntut ilmu harus mampu memutus sesuai dengan kemampuannya dari segala hal-hal negatif yang menyibukkan, dan mampu memutus diri dari cobaan-cobaan yang dapat menghalangi dari kesempurnaan menuntut ilmu dan kesungguhan dalam berijtihad dan kemampuan yang sungguh-sungguh dalam memperoleh ilmu sebab itu semua menjadi penghalang-penghalang jalannya pembelajaran. - Menerima Apa Adanya (qanaah)
Hendaklah seorang murid merasa cukup dari pangan dan pakian dengan apa yang ada. Maka dengan sikap sabar atas kondisi kehidupan yang serba kekurangan dalam menuntut ilmu justru dia mendapatkan keluasan ilmu dan dapat menfokuskan hatinya dari gejolak jiwa yang beraneka macam cita-cita yang diinginkannya, dan sebab kesabaran dalam keterbatasan ekonomi saat menuntut ilmu dapat memancarkan air mata air hikmah kebijaksanaan
Imam al-Syafi’i berkata:
“Tidak bahagia orang yang mencari ilmu dengan kemuliaan diri dan kemewahan hidup. Tetapi orang yang mencarinya dengan kerendahan diri, kesempitan hidup dan berkhidmah kepada ulama maka akan bahagia.” - Memiliki Managemen Waktu
Hendaklah para murid dapat membagi waktunya baik siang dan malam dan selalu memanfaatkan sisa umur yang diberikan sebab sisa umur yang ada tak ternilai harganya.
Waktu yang paling baik untuk menghafal adalah tengah malam, waktu terbaik untuk mengkaji kitab pagi pagi, untuk menulis siang hari, waktu untuk mutholaah dan Muzakarah pada malam hari. Sementara tempat yang paling baik untuk menghafal itu di dalam kamar, dan tempat-tempat yang jauh dari hal-hal yang melalaikan. Kurang baik menghafal di hadapan tumbuh-tumbuhan, tempat yang hijau, pinggir sungai, dan suara yang keras dan gaduh. - Sedikit Makan dan Minum
Hendaklah murid menyedikitkan makan minum. Sebab kenyang itu dapat mencegah berbuat ibadah dan memberatkan badan. Di antara faidah sedikit makan itu adalah sehat badan dan terhindar dari penyakit badan. Sebab penyakit itu muncul karena banyak makan dan banyak minum. Sebagaimana dalam ungkapan syair:
“Sesungguhnya penyakit kebanyakan apa yang engkau lihat bersumber dari makanan dan minuman.” - Memiliki Sikap Wara
Hendaklah para murid membiasakan dirinya dengan sifat wara’ dan ikhtiyath kehati-hatian dalam semua urusannya. Selalu berusaha memakan makanan halal meminum minuman halal, pakiannya, tetempat tinggalnya, dan dalam semua kebutuhan hidupnya agar hati tersinari cahaya kesucian dan lebih pantas untuk menerima cahaya ilmu pengetahuan dan kebermanfaatannya.