Memperbaiki Hati
Ketahuilah Sahabat, untuk selalu memperbaiki dan memperbagus bathiniah agar lebih baik daripada lahiriah. Yang demikian itu dikarenakan bahwa yang bathiniah adalah tempat Allah melihat seorang hamba sedangkan lahiriah adalah tempat yang dilihat makhluk. dan apa yang dijelaskan Allah di dalam kitabnya Al-Quran tentang masalah lahir dan bathin, maka Allah lebih mula menyebutkan kata bathin daripada lahir, berarti bathin lebih utama.
Sebagaimana doa Rasulullah saw. :
اللهم اجعل سريرتي خيراً من علانيتي واجعل علانيتي صالحة
Yaa Allah jadikanlah bathiniahku lebih baik dari lahiriahku, dan jadikanlah lahiriahku dalam keadaan bagus.
Dan manakala bagus bathiniah, maka akan bagus jugalah keadaan lahiriahnya. Karena sesungguhnya yang lahir selamanya mengikuti yang bathin dalam hal baik dan buruk.
Rasulallah saw. Bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن في الجسد مُضغة إذا صلحت صلح بها سائر الجسد وإذا فسدت فسد بها سائر الجسد ألا وهي القلب
“Sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal darah, apabila ia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila ia buruk maka akan buruklah seluruh jasad. Ketauhilah sesungguhnya dia adalah hati.”
Dan ketahuilah apabila ada seseorang yang mengaku/ mendakwakan bahwa kondisi bathinnya telah bagus akan tetapi lahiriahnya rusak dengan meninggalkan ketaatan kepada Allah, maka apa yang ia dakwakan tersebut adalah bohong belaka.
Dan barang siapa yang bersungguh sungguh memperbaiki/ membaguskan lahiriahnya dengan mempercantik penampilannya, pembicaraannya, demikian juga mempercantik gerak geriknya, cara duduknya, cara berdirinya, dan cara ia berjalan. akan tetapi ia membiarkan bathiniahnya dalam keadaan yang buruk dengan akhlak yang buruk pula serta dengan tabiat yang kotor, maka ketahuilah bahwa ia termasuk min ahlil Tashonnu/ orang yang suka di buat-buat dalam hal tingkah lakunya, dan termasuk orang yang riya’ dan orang yang termasuk berpaling dari Tuhannya.
Maka takutlah wahai saudaraku jika engkau menutupi/ menyembunyikan sesuatu apabila orang banyak mengetahuinya niscaya engkau akan malu.
قال بعض العارفين: لا يكون الصوفي صوفياً حتى يكون بحيث لو طيف بجميع ما في باطنه على طبق في السوق ما استحيا من ظهور شيء منه
Sebagian orang arifiin berkata “Seorang Sufi belum termasuk golongan para Sufi hingga seandainya seluruh isi hatinya ditaruh dalam sebuah nampan dan di perlihatkan di tengah pasar maka ia tidaklah malu jika semua orang melihat isinya.”
Jika sahabat tidak mampu membuat bathinmu lebih baik daripada lahiriahmu, maka usahakan agar keduanya sama antara lahir dan bathinnya, maka apa yang engkau lakukan adalah hal melaksanakan perintahNya dan menjauhi larangannNya dan dalam mengagungkanNya, dan usahamu mencari keridhoanNya, semua itu dalam keadaan sama (antara lahir dan bathinnya).