BERSIHNYA LAHIR DAN BATIN
Kebersihan sebagian dari pada iman, kata seperti inilah yang sering di dengar namun perlu diketahui bersihnya disini bukan hanya lahiriyah saja melainkan harus dari semua aspek yakni lahir dan bathin. Bersihnya lahir tanpa dibarengi bathin maka akan sia-sia, karena sesungguhnya orang yang sempurna kebersihan lahir dan bathinnya laksana malaikat yang berbentuk manusia.
Rasulullah saw. bersabda : “Agama itu dibangun atas kebersihan.” disamping itu beliau juga bersabda : “Sesungguhnya Allah itu bersih. Dia cinta kebersihan.”
Bersihnya lahir dapat diperoleh dengan meninggalkan segala yang bertentangan dengan agama dan menjalankan segala sesuatu yang sesuai dengan tuntunan syariat islam. Barangsiapa menghiasi anggota lahiriyahnya dengan beramal saleh serta memperbaiki jiwanya dengan akhlaqul karimah, maka sempurnalah kebersiahannya. Jika ia tidak mencapai kesempurnaan itu tetapi masih berusaha menjalankan kebersihan itu, ia pun masih mendapatkan bagian kesempurnaan itu sesuai dengan berapa banyak akhlaqus sayyiah yang ia hindari dan berapa banayak amal saleh yang ia laksanakan.
Yang termasuk kategori kebersihan lahir atau zahir, yaitu menghilangkan segala kotoran didalam tubuh, bersuci dari hadas dan najis, mencabut atau memotong bulu rambut ketiak, mencukur kumis serta memotong kuku dan masih banyak lagi.
Kebersihan batin juga dapat dilakukan dengan membersihkan hati dari akhlak-akhlak yang jelek, seperti sombong, riya’, hasud, cinta dunia, dan lain-lain, serta menghiasi dengan budi pekerti yang terpuji seperti tawadhu, mempunyai rasa malu, ikhlas, dermawan, dan lain sebagainya.
Diantara perkara wajib yang berhubungan dengan hati, sebagaimana yang diterangkan dalam kitab Sulam Taufiq ialah beriman kepada Allah swt, iman kepada apa yang di bawa Nabi dan Rasul, iman kepada apa yang di bawa oleh Rasulullah saw, wajib tasdiq (membenarkan) dan harus yakin (akan keberadaan Islam),wajib ikhlas yaitu beramal karena Allah semata, wajib menyesali perbuatan-perbuatan maksiat, wajib pasrah kepada Allah, wajib muraqabah (selalu ingat dan sadar bahwa dia selalu diawasi Allah), serta masih banyak lagi. (Iqbal Fauzi)