PERASAAN ITU DATANGNYA DARI ALLAH
Seorang yang ingin menempuh jalan menuju Allah swt, perasaan itu datangnya dari Allah dan ia harus mengokohkannya, menjaganya baik-baik serta mempedulikannya
Ketahuilah bahwa seseorang yang ingin menempuh jalan menuju Allah swt, datangnya perasaan itu dari Allah yang ditanmakan di hati seseorang, sehingga hati orang itu tergerak untuk mendekatkan diri kepada Allah dan beramal shaleh untuk mencapai kebahagiaan di kampung akhirat. Ia berpaling dari dunia dan kesalahannya dengan meningkatkan ketakwaanya dan kedekatannya kepada Allah swt.
Perasaan semacam itu termasuk salah satu tentara Allah swt dari segi batin yang di tiupkan dari dalam hatinya, sehingga ia merasa takut, berharap rindu kepada Allah swt, dan ia mencintai para kekasih Allah swt dengan sungguh-sungguh tanpa sebab apapun.
Setelah ia mendapat petunjuk dari Allah di dalam hatinya, maka ia senantiasa menunggu datangnya ilham untuk mengerjakan segala perbuatan baik, seperti yang disebutkan dalam sabda Baginda Nabi Muhammad saw yang artinya “Sesungguhnya tuhan memiliki curahan rahmat dalam setiap waktunya bagi kalian karena itu nantikannlah selalu datangnya curahan rahmat itu bagi kalian.”
Barang siapa yang hatinya telah dibuka oleh allah swt untuk mengikuti jalan petunjuk hendaknya ia menilainya sebagai karunia terbesar dari Allah swt yang nilainya sangat tinggi, sehingga karunia tersebut harus ia syukuri dengan benar benar, karena banyak dari kaum muslimin yang telah mencapai usia 80 tahun lebih, tetapi ia belum pernah mendapat jalan petunjuk menuju kepada Allah swt.
Karena itu, bagi seorang yang telah mendapat jalan petunjuk dari Allh swt, maka hendaknya ia berusaha menjaganya baik-baik dengan jalan memperbanyak berdzikir, berpikir, dan selalu duduk bersama orang-orang yang baik. Janganlah ia mendekati atau duduk bersama dengan orang-orang yang hatinya ditutup oleh Allah swt dan senantiasa mengikuti bisikan setan. Hendaknya ia senantiasa kembali kepada Allah selalu berharap kepada rahmat Allah swt, menyegerakan segala perbuatan baik setiap kali ia mendapatkan kesempatan untuk melakukannya. Janganlah ia menunda sedikitpun perbuatan baik apapun bentuknya dengan alasan apapun karena perbuatan itu termasuk bisikan setan.
Imam Abu Rabi’ ra berkata yang artinya :”Tempuhlan jalan menuju Allah secepatnya, jangan menundanya sesaatpun, karena menundanya sesaat termasuk suatu yang merugikan.”
Imam Ibnu Athailah menyebutkan dalam kitab Al-Hikam artinya :”Jika engkau menunda suatu perbuatan baik ketika mendapatkan kesempatan untuk mengerjakannya, maka engkau termasuk orang yang mengikuti hawa nafsu.” (Iqbal Fauzi)