Menjadi Manusia Yang Bertaqwa

Salah satu hal penting dalam Islam yang perlu kita ketahui dan kita tanamkan dalam hati dan jiwa adalah takwa. Bahkan saking pentingnya takwa, Allah mengulang kata ini sebanyak 15 kali dalam Al-Qur’an, untuk menunjukkan bahwa di antara ajaran pokok dalam Islam adalah adanya unsur ketakwaan seorang hamba kepada Allah swt. Oleh karenanya, takwa menjadi satu-satunya barometer untuk menilai tingginya derajat seseorang, sebagaimana telah ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS Al-Hujurat [49]: 13).

Selain itu, beberapa abad yang lalu Rasulullah juga pernah memberikan bocoran kepada kita semua ketika ditanya perihal mayoritas penduduk surga, kemudian nabi menjawab bahwa mayoritas dari penduduk surga adalah orang-orang yang bertakwa. Dalam salah satu haditsnya, nabi bersabda:

سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ اَلْجَنَّةَ؟ قَالَ: تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
Artinya, “Rasulullah pernah ditanya perihal sesuatu yang paling banyak menyebabkan manusia masuk surga. Ia menjawab, ‘Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.’” (HR Abu Hurairah)

Untuk menjadi pribadi yang bertakwa, terlebih dahulu kita semua harus mengetahui perihal sebab-sebab ketakwaan itu sendiri. Dengan mengetahuinya, kita akan lebih mudah untuk menempuh jalan orang-orang yang bertakwa. Berikut ini adalah penyebab-penyebab takwa yang bisa kita lakukan menurut Syekh Hasan dalam karyanya yang berjudul Taisirul Khalaq fi ‘Ilmil Akhlak, yaitu:

Pertama, Mengakui Kehinaan Diri

Penyebab pertama seseorang bisa bertakwa adalah mengaku bahwa dirinya hamba yang hina dan lemah, sedangkan Allah adalah Zat Yang Maha Kuasa dan Maha Mulia. Dengan demikian, tidak sepantasnya bagi kita semua yang hina untuk bermaksiat kepada Zat Yang Maha Kuasa, karena semua takdir ada di bawah kuasa-Nya.

Kedua, Mengingat Kebaikan Allah

Penyebab ketakwaan kedua yang bisa kita lakukan dan kita upayakan bersama adalah selalu mengingat kebaikan yang Allah berikan kepada manusia. Allah selalu berbuat baik kepada makhluk-Nya tanpa memandang yang taat dan ahli maksiat. Dengan mengingatnya, maka kita semua akan mudah bersyukur dan tidak akan pernah ingkar atas segala nikmat yang diperolehnya.

Ketiga, Mengingat Kematian

Selain dua sebab di atas, ada hal penting lain yang bisa kita lakukan untuk menempuh jalan takwa, yaitu selalu mengingat kematian. Dengan mengingatnya, maka kita akan menjadi peribadi yang lebih hati-hati dan lebih istiqamah menjalankan semua kewajiban dan menjauhi larangan, sebagai bekal yang akan dibawa menuju akhirat.

Selain berusaha untuk melakukan tiga hal penyebab takwa, kita semua juga harus mengingat bahwa setelah kematian hanya akan ada dua tempat sebagai peristirahatan kita semua, yaitu surga dan neraka. Orang-orang yang bertakwa akan di tempatkan di surga, sementara mereka yang tidak bertakwa akan ditempatkan di neraka. Dalam karyanya, Syekh Hasan mengatakan:

وَأَنَّهُ لَيْسَ أَمَامَهُ اِلَّا الْجَنَّةُ أَوِ النَّارُ بَعَثَهُ ذَلِكَ اِلَى الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ. وَمِنَ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ مُسَاعَدَةُ الْمُسْلِمِيْنَ وَالنَّظْرُ اِلَيْهِمْ بِعَيْنِ الْعَطْفِ وَالرَّحْمَةِ
Artinya, “Dan sesungguhnya, tidak ada di hadapannya (tempat di akhirat) kecuali surga dan neraka. (Dengan mengingatnya) maka akan menumbuhkan semangat untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Dan di antara perbuatan baik itu adalah berbuat baik kepada umat Islam, dan melihat mereka dengan pandangan kasih sayang.”

Klik

× Ada yang dapat kami bantu?