WASPADALAH !!! Bahaya Mengintai Anda di Hari Valentine

Salah satu keindahan agama Islam adalah hadirnya Syariat yang berperan sebagai rambu-rambu dalam menjalani kehidupan. Ibarat rambu-rambu lalu lintas di jalan raya yang pada umumnya memberikan informasi mengenai kehati-hatian ketika berkendara. Syariat Islam pun demikian, ia memberikan rambu-rambu kepada seorang muslim agar berhati-hati dalam menjalani hidup.

Syariat Islam menjaga seorang muslim agar jangan sampai ia terkena bahaya dan celaka dalam kehidupan ketika di dunia maupun kelak di akhirat.

Salah satu rambu-rambu yang banyak orang terpeleset di dalamnya adalah rambu-rambu tentang tidak diperkenankannya mengikuti budaya orang di luar Islam. Banyak orang yang tidak sadar apa yang ia ikuti demi kesenangan semata, justru malah membahayakan di akhirat kelak.

Valentine Day merupakan salah satu budaya yang saat ini banyak diikuti oleh generasi muda di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Bahkan di Indonesia sendiri banyak di antaranya yang mengikuti budaya ini adalah orang-orang muslim. Setiap tanggal 14 Februari, pemuda pemudi muslim mengadakan berbagai kegiatan dan perayaan seperti memberi ucapan, coklat, memakai baju berwarna pink, dan sebagainya. Sebab, mereka meyakini hari tersebut sebagai hari kasih sayang.

Jika kita menyelisiknya lebih dalam, ternyata hari Valentine merupakan sebuah budaya dan perayaan orang di luar Islam. Dilansir dari berbagai sumber, hari Valentine merupakan hari untuk mengenang sebuah peristiwa kematian seorang pendeta bernama Valentine yang tewas dihukum mati oleh seorang kaisar Romawi bernama Claudius II, sebab pendeta tersebut menentang sebuah kebijakan Sang Kaisar. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 14 Februari 278 Masehi.

Maka jelas budaya Valentine bukanlah budaya orang Islam sebab budaya ini memperingati dan mengagungkan seorang tokoh yang sangat jauh dari akidah Islam, jauh dari Nabi Muhammad Saw, bahkan ia adalah tokoh di luar Islam.

Maka menurut Buya Yahya, janganlah kita sebagai orang muslim ikut merayakan Valentine sebab sudah jelas Valentine ini merupakan sebuah budaya yang mengarah kepada kekafiran.

“Kalau kita kembalikan kepada cerita tersebut, semuanya mengarah kepada kekafiran. Artinya kalau kita punya iman tentu Anda akan berhati-hati tidak akan memasukan anak Anda kepada urusan ini.”

Pertanyaannya apakah orang yang merayakan Valentine lantas ia menjadi kafir? Menurut Buya adalah tidak serta merta kita menyebut orang muslim yang ikut-ikutan merayakan ini keluar dari Islam.

Analoginya adalah orang yang dekat-dekat dengan api belum tentu ia terbakar. Namun suatu ketika ia bisa terjerumus kepada api tersebut. Sebab Menurut Buya dengan mengagungkan syiar nya orang di luar Islam, pergeseran nilai akan terjadi perlahan demi perlahan, sampai tiba-tiba keluar dari iman.

“Tidak sampai dikatakan kafir. Akan tetapi mengagungkan syiar nya orang kafir mungkin pergeseran nilai itu perlahan, tiba-tiba keluar dari iman naudzubillah. Tapi kalau hanya ngikut-ngikut saja nah sama ngikut-ngikut seperti dekat-dekat dengan algojo yang akan memasukkan ke neraka, diem-diem kebawa nanti.”

Selain mengagungkan syiar yang bukan syiar agama Islam, mengungkap tokoh yang tidak sujud kepada Allah Swt dan tidak kenal Nabi Saw, pada perayaan Valentine ini sangat rawan dengan perzinahan yang dibungkus dengan embel-embel kasih sayang, yang semakin mendekatkan kepada api neraka.

Maka dari itu Buya Yahya berpesan kalau kita menyadari betul bahwa keimanan merupakan sebuah yang penting dan kekafiran merupakan hal yang mengerikan, tentu kita akan berhati-hati saat melakukan sesuatu. Termasuk untuk tidak mengikuti perayaan Valentine yang jelas-jelas jauh dari syariat Islam. Juga kita tidak akan rela jika anak-anak kita, saudara dan tetangga kita terpeleset ke dalam api neraka.

“Jangan sampai ada anak Anda, saudara Anda, tetangga Anda, dikhawatirkan mereka bangga dengan program tersebut, sehingga kebanggaannya bukan kepada Islam lagi. Tidak boleh sama sekali kagum dengan program Valentine.”

Islam merupakan agama yang sempurna. Islam pun dengan jelas mengajarkan mahabbah dan cinta. Berbakti kepada orang tua, menyenangkan istri maupun suami, saling tolong menolong dengan saudara dan tetangga, adalah cinta yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw kepada umat nya. Bukan merayakan sesuatu yang menjadi ciri khas atau syiarnya orang diluar Islam, yang memiliki makna sangat khusus berkaitan dengan kepercayaan agama mereka.

Semoga Allah Swt menjaga iman dan akidah kita, anak-anak kita, saudara dan tetangga kita serta Allah Swt menjauhkan kita dari segala hal yang mempelesetkan kita pada api neraka.

Sumber: Pustaka Al-Bahjah

Klik

× Ada yang dapat kami bantu?