Petani Garam Tradisional Dalam Waktu Dekat Akan Panen Raya

Kesibukan seorang ashab radioQu bernama kang Ghufron di bulan ini adalah budidaya garam tradisional di pesisir yang sudah mulai dipanen walaupun belum secara maksimal, adapun untuk puncak panen raya tersebut yaitu bulan September dan Oktober mendatang.

Untuk perolehan garam hasil panen tersebut tergantung dari lahan yang dikelola. Bagi kang Ghufron, karena ini merupakan panen permulaan, dari 1 petak mendapatkan 4 karung dan kalau puncaknya bisa 2 kali lipat.

Proses pembuatan garam disebut tradisional dikarenakan rumit dan tidak menggunakan mesin, air diolah dari petak 1 ke petak yang lain dan digunakannya plastik mursa sebagai upaya mempercepat agar bisa menjadi garam sehingga hasilnya pun semakin banyak.

Diantara kendala saat pengelolaannya yaitu dari faktor cuaca, jika curah hujan tidak ada maka akan lancar, faktor lainnya juga dari lahan yang tidak produktif, artinya lahan yang berada di dataran rendah sehingga jika air laut pasang akan terendam, lahan yang memang sudah lama tidak digunakan bisa juga disebut lahan tidak produktif.

Masalah lainnya juga ketika panen raya garam, harga mengalami kemerosotan. Diketahui bahwa garam yang dihasilkan tersebut dijual ke tengkulak yang stand by disekitar lahan nantinya akan dipergunakan untuk konsumsi dan kebutuhan industri di pabrik-pabrik.

Klik

× Ada yang dapat kami bantu?